Artikel - Nasib Siswa Pedesaan Di Era Modern
Nah kali ini saya akan memposting salah satu essay artikel yang pernah saya masukkan dalam Lomba Menulis Karya Ilmiah saat mengikuti Students Exchange di Universitas Negeri Malang. Selamat Membaca...
“Setiap ganti menteri, pasti ganti kebijakan”.
Apakah setiap mengganti kebijakan menoleh ke arah pendidikan yang masih perlu
dukungan dan perkembangan? Ternyata tidak! Justru pendidikan didaerah pedesaan
semakin terpuruk dengan kebijakan yang diganti berulang-ulang.
Mengapa demikian? Karena didaerah pedesaan masih
banyak terdapat guru yang kurang profesional dalam menunjang perkembangan
pendidikan Indonesia. Sosialisasi pendidikan yang tidak terlaksana ditambah
lagi guru yang acuh tak acuh dalam menanggapi dan mencari tahu cara menyesuaikan
kebijakan yang lama dengan yang baru.
Contohnya saja dalam Implementasi Kurikulum 2013
yang tidak bisa terlepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akhir-akhir ini menjadi dilema para guru. Jangankan guru didaerah pedesaan,
banyak mahasiswa Calon Guru tidak mengerti betul 5 Permendikbud Revisi 2016
yang menjadi landasan penting dalam Implementasi Kurikulum sekarang. Guru
didaerah pedesaan maupun mahasiswa saat membuat RPP tidak berpatokan dari Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang sudah diRevisi, sedangkan untuk implementasinya sangat
berbeda seperti yang ada pada buku guru dan buku siswa. Hal yang sepele ini, kedepannya
membawa dampak pada siswa, misalnya ketidaksesuaian materi yang diajarkan guru
akan menyusahkan siswa dalam Ujian Nasional (UN) yang pada dasarnya soal dibuat
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar pembelajaran pendidikan sesuai Permendikbud yang
baru.
Apakah hal seperti itu sepenuhnya kesalahan
Pemerintah? Jawabannya Bisa “Ya” dan “Tidak”. Bisa dikatakan “Ya” karena dengan
hal seperti itu sudah terlihat bahwa kebijakan pemerintah tidak benar-benar
terpublikasikan dengan baik. Bisa “Tidak” karena dengan masalah Kurikulum 2013
sekarang, banyak guru maupun mahasiswa kurang cermat dalam menghadapi implementasi
Kurikulum 2013 agar menjadi lebih baik lagi.
Dengan adanya Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) revisi 2016, mengharuskan guru dan mahasiswa mampu menganalisa,
mengidentifikasi dan membuat bahan pembelajaran sendiri. Karena materi yang ada
dibuku siswa tidak semuanya sesuai dengan Kompetensi dasar, materi pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran yang tertera pada silabus Mata Pelajaran dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016. Pertama kali adanya buku guru
dan buku siswa untuk Implementasi Kurikulum 2013 memang terdapat ketidaksesuaian
dan tidak adanya keterkaitan materi dengan Kompetensi Dasar. Hal seperti ini membuat
guru maupun mahasiswa harus cermat dalam belajar bagaimana mencermati pembuatan
materi pembelajaran yang tidak harus berpatokan pada buku siswa tetapi
berpatokan pada Kompetensi Dasar/ silabus Mata pelajaran.
“Prinsip
penyusunan RPP Kurikulum 2013 yaitu Mengakomodasi
pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya” (Lampiran Permendikbud No.22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah Hal.7 ). Apakah guru-guru sudah
melakukan pembelajaran Tematik-terpadu? Ternyata Tidak! Kurangnya pemahaman
guru tentang apa itu terpadu dan terkait cara memadukan mata pelajaran,
ternyata membuat guru melaksanakan pembelajaran per-mata pelajaran. Hal ini
juga sudah terjadi sebelum adanya revisi Permendikbud 2016, yang terlihat bahwa
buku siswa yang nyata tertulis Tematik-Terpadu ternyata isinya tidak demikian.
Bisa dilihat dalam pelaksanaan pembelajaran yang tertuang dalam buku siswa
hanya mengaitkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya sesuai
dengan tema/sub tema pokok materi mata pelajaran yang diajarkan sebelumnya.
Dalam
menyikapi mutu guru, seharusnya “Modul Pelatihan Guru Pembelajar 2016” isinya tidak
hanya menyajikan cara meningkatkan profesionalisme guru dalam penugasan dan
keterampilan serta meningkatkan Pedagogik Karakteristik dan pengembangan siswa saja,
tetapi lebih menekankan kepada cara memadukan mata pelajaran satu dengan yang
lainnya agar guru mampu menghindari tumpang tindih antarmateri pelajaran demi
tercapainya efesiensi materi pembelajaran dan efektivitas penyerapannya oleh
siswa. Sehingga pencapaian Implemetasi Kurikulum 2013 kedepannya bisa berjalan
dengan baik . Apakah seorang guru bisa mengajar dengan menerpadukan mata
pelajaran? Bisa saja, yang penting guru mampu mengajarkan pembelajaran dengan
mampu menganalisis Tema, Kompetensi Dasar, Indikator, Kebutuhan, Lingkungan dan
taraf kemampuan siswa.
Selain itu fakta yang lebih memprihatinkan lagi ternyata
didaerah pedesaan masih banyak kekurangan fasilitas pendidikan, bagaimana
tidak! Kurangnya fasilitas seperti ruang kelas ditambah dengan lokasi sekolah
yang kurang strategis, mengharuskan guru melaksanakan pembelajaran kelas
rangkap. Banyak teori maupun cara pembelajaran kelas rangkap dalam Implementasi
KTSP, tetapi untuk Implementasi Kurikulum 2013 yang dasarnya menggunakan
pembelajaran Tematik-terpadu belum ada satupun buku panduan atau cara penerapan
untuk pembelajaran kelas rangkap itu sendiri. Hal ini perlu dikembangkan agar
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran kelas rangkap bisa dilaksanakan
guru dengan baik. Selain itu, Mahasiswa calon guru pun juga bisa mempelajarinya
sebagai bekal mengabdi menjadi seorang pengajar yang tidak menutup kemungkinan
akan mengalami dan menerapkan pembelajaran kelas rangkap.
Lalu bagaimana nasib siswa didaerah pedesaan di era
Modern ini? Kurangannya fasilitas untuk menunjang pembelajaran yang bermutu,
ditambah dengan banyaknya permasalahan yang timbul karena kebijakan pemerintah
dalam dunia pendidikan dan tidak sepenuhnya tanggung jawab guru sebagai pengajar
profesional terealisasi, lebih menambah keterpurukan dan ketertinggalan
pendidikan yang ujung-ujungnya berimbas pada siswa. Seperti, Guru dipedesaan
yang kurang memahami implementasi kurikulum yang baik sama halnya mengambil hak
siswa sebagai warga sekolah. Seharusnya siswa mendapatkan pengetahuan “100”
dengan kesalahan yang dibuat oleh pengajar siswa hanya mendapatkan pengetahuan
“60”.
Apakah Implentasi Kurikulum 2013 akan benar-benar
berhasil untuk pendidikan Indonesia? Jawabannya adalah “Tergantung pada Menteri
dalam memberikan kebijakan yang tidak membingungkan para Guru dan Guru yang
cermat dalam mengimplementasikan Kurikulum”.
Kemudian apa yang akan anda lakukan sebagai guru
mapun calon guru yang baik kedepannya? Apakah masih sepenuhnya menyalahkan
pemerintah dengan kebijakannya atau lebih bertanggung jawab akan profesi dengan
memperdulikan keadaan maupun situasi pendidikan dengan mampu mengolah keadaan yang terpuruk agar
menjadi lebih dinamis? Semua pencapaian pendidikan Indonesia kedepannya itu
kembali pada guru yang langsung menerapkan pembelajaran di sekolah itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar